Jumat, 27 Mei 2011

Menanamkan Budi Pekerti Sejak Dini

Iba rasanya sebagai guru melihat cara menyampaikan pendapat oleh para pendemo di negeri ini.Apakah kita sebagai guru telah gagal dalam mendidik?.Beberapa tahun silam ada usulan sebagian kalangan dan ini termasuk menyedihkan karena juga disampaikan oleh orang yang kita anggap pantas menjadi panutan, bahwa sebaiknya pendidikan Agama dihapuskan saja dari Kurikulum Pendidikan Nasional, karena hal itu merupakan urusan pribadi masing-masing.Ketika Lembu SiBuYa di arak ikut demo, hati semakin heran dan bertanya.Sudah sebegitu parahkan kesalahan President kita? pemimpin yang mestinya kita bela dan hormati, agar negara lain juga menghormati bangsa ini.Namun aneh bin ajaib.Ketika hal itu ditanyakan pada seorang yang punya titel Profesor, dengan gamblang ia berkomentar." itu hanya merupakan kebebasan ber-ekspressi, terserah orang bagaimana caranya dan menggunakan media apa dalam ber-ekspressi, SBY (tanpa menyebut pak) tak perlu tersinggung.Dan disaat itu pula kita sebagai guru hanya bisa terdiam.Entah kalau yang ber-ekspressi dengan Lembu itu nggak pernah menjalani pendidikan seminimal SD, ya mungkin maklumlah.
Kembali ke masalah usul penghapusan Mata Pelajaran Agama ( gagal memang ), ditambah lagi penghapusan aturan pakaian seragam sekolah ( sekolah dengan pakaian bebas ) , itu kursus namanya ya kan? Padahal lihat saja sendiri, saat acara maulid sajapun kalau pakaian siswa tak dibuatkan aturan, maka betapa banyak siswa yang menggunakan pakaian yang tak pantas dipakai dalam acara maulid ( baju ketat, celana jeans ketat, lalu pakai tutup kepala, selesai).Lantas ada lagi paradigma baru pendidikan saat ini, bahwa guru tak boleh marah, tak boleh menghukum siswa, biarpun siswa salah, bandel, guru harus tahan diri dan membujuk agar siswa bisa berubah.(guruuu juga manusia ).Yang buat usul itu kan nggak ngerasai jadi guru, yah tentu omong, cuma berdasarkan selera.Akibatnya kita akan melihat nanti di kemudian hari, pendidikan hanya akan menghasilkan orang bisa menguasai ilmu, tapi tidak terdidik utk.punya kendali emosional dan sopan santun.
Hendaknya pendidikan diberi otonomi khusus, bagaimana ia mengelola pendidikan termasuk menangani siswanya.Jika hukuman yg diberikan sudah menyebabkan kerugian moral, dan sakit/cacat badan, silahkan di proses secara hukum( karena guru yang beginianpun, mungkin dulunya lulus pake dana, dan pelarian daripada nggak dapat pekerjaan).Saya kira kejadian yang kurang menyenangkan di dunia pendidikan itu hanya merupakan kejadian yang punya presentase sangat kecil.Mengapa saya mengusulkan agar sekolah punya otonomi, karena saya melihat dan menyaksikan sendiri,bahwa mutu lulusan dari sekolah yang menerapkan aturan yang cukup ketat dalam pengelolaan pendidikan, ternyata lebih baik dari pada yang tidak.Saya melihat sekolah seperti ini misalnya SMA Negei 1 Plus Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, nyata bahwa sekolah  ini mampu menghantarkan siswanya ke jenjang perguruan tinggi Pavorit, dan minimal 70% mereka lulus memasuki perguruan Tinggi dan mereka banyak dikagumi.Paling tidak, jika lulusan SMA ini melamar hanya dengan menggunakan Ijazah SMA nya pada Bank dan Perusahaan Swasta, biasanya mendapat prioritas di pertimbangkan lebih dulu.Kaitannya denga budi pekerti, bahwa guru mereka terdiri dari orang yang punya kebiasaan bicara lemah lembut, tutur sapa yang sopan, namun didalam nya ada ketegasan.
Modal budi pekerti mereka , ternyata mampu menjadi contoh dan tauladan bagi para siswanya untuk berbuat hal yang sama.Sekolah ini menyediakan fasilitas untuk pembinaan ibadah dan budi pekerti bagi semua siswa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.Toleransi antar umat beragama sangat dipelihara.Disana tak akan di jumpai kebiasaan mengumpat, mencela, mencaci.Maka hasilnya pun di harapakan mereka ini adalah orang yang berguna bagi pembangunan bangsa, bukan sebagai orang yang selalu sibuk mencari kesalahan orang lain.Yang disebut ide kreatif adalah ide yang dengannya membawa manfaat dan kenyamanan bagi orang lain, serta mampu memberikan solusi bagi jalan keluar dari permasalahan.Bukan cuma bilang salah tapi ketika ditanya yang benarnya bagaimana, ternyata ia pun tak tau.Bayangkan jika disebuah perkampungan, anda sedang cari alamat, lantas ada yang menyapa anda " bung! anda salah jalan".Dan ketika anda tanya kemana arah yang benar, ia juga tak tau.Maka yang pantas tentunya anda spontan menyilangkan miring jari telunjuk anda di kening anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar