Jumat, 27 Mei 2011

Memelihara Fantasi Seorang Siswa

Fantasi (hayalan) seringkali dianggap spele oleh sebagian kalangan termasuk orangtua maupun guru.Padahal jika ditelaah lebih jauh, ternyata daya Fantasi erat kaitannya dengan daya ingat dan daya berfikir anak.Itulah sebabnya pada tahun 70 an hingga 80 semasa penulis masih dibangku SD dan Mts ,murid sering disuguhi buku cerita yang di sediakan oleh sekolah.Masih terbayang dalam benak hingga saat ini tentang cerita Jaka Linglung, Kancil dan Buaya, Hang Jebat Hang Lekir dan Hang Kesturi, dan banyak lagi.Selain melatih kebiasaan membaca, ia juga berguna untuk membina kecepatan membaca, kecerdikan, pembinaan budi pekerti serta mengajak Fantasi anak melanglangbuana sedaya mampu Fantasinya.Dalam Proses Belajar mengajar, Fantasi sangat dibutuhkan untuk mencerna apa yang disampaikan oleh guru.Sewaktu guru menerangkan ia menyimak apa yang disampaikan.Dirumah ketika ia mengulang pelajaran, maka Fantasi tentang guru yang mengajar tadi akan sangat membantu.Bukan membanggakan diri, penulis termasuk orang yang jarang belajar ketika akan menghadapi ujian, malah nonton di Bioskop (dulu istilahnya Matine=Nonton Siang).Ini untuk menyegarkan pikiran, agar tak terbebani.Ketika mengahadapi ujian, daya Fantasi sangat membantu menangani soal-soal sulit.Pada saat itulah biasanya akan terbayang guru yang menerangkan mengenai topik yg sesuai dengan soal dari mulai cara guru berbicara, apa yg ia tulis di papan tulis, hingga contoh-contoh yg ia berikan, termasuk murid yg salah menjawab dan hukuman jika ada.
Ini perlu kita fahami sebagai guru dan orangtua, jangan terlalu cepat memvonis anak ketika melihat ia kurang serius belajar lantas mencerca dan mengatakannya pemalas.Menulis karangan, berpidato, dan mengemukakan pendapat juga banyak dipengaruhi oleh Fantasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar